Cinta bertepuk sebelah tangan memang menyakitkan. Namun yang namanya mencintai, tak harus selalu memiliki
Kisah ini dimulai ketika aku masih duduk dibangku SMA. Di
mana saat itu aku merasakan yang namanya jatuh cinta. Aku jatuh cinta kepada
lelaki yang bernama Agus. Agus adalah lelaki yang baik dan ramah. Beberapa kali
aku bertemu dengannya di lingkungan sekolah, ia selalu melontarkan senyum
manisnya kepadaku.
Tatapan
matanya, sapaannya selalu terbawa dipikiranku. Sampai pada akhirnya, aku tidak
bisa mempungkiri bahwa aku menyukai Agus. Namun, aku merasa saat itu bukan
waktu yang tepat untuk mengungkapkan semua rasa yang aku punya kepadanya. Dan
aku memilih untuk memendam rasaku kepadanya selama 2 tahun. Tepat pada akhir
ujian semester 2, aku memutuskan untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya lewat
chat BBM.
Ia merespon dengan
baik apa yang aku ungkapkan barusan kepadanya. Namun, ia hanya ingin kita
berteman baik saja layaknya sahabat dekat. Aku pun harus menerima
kenyataan pahit itu. Namanya juga tidak cinta, mana bisa dipaksa. Sampai pada
akhirnya, aku mengetahui bahwa dia sudah punya pacar. Pacarnya cantik, tinggi
dan putih. Jika dibandingkan denganku, mungkin seperti langit dan bumi. Jauh
sekali perbedannya.
Tepat
pada kenaikan kelas 3, aku masih berteman baik dengannya. Sampai pada suatu
hari, saat ujian terakhir sekolah tepatnya di hari jumat. Pagi itu, aku sedang
chattingan dengan Agus.
“Kamu
ujiannya hari ini di ruangan mana?”
“Lantai 2, tapi
aku lupa nomor ruangannya. Nanti aku cek roster deh.”
“Oh
gitu, ya udah aku ujian dulu ya!”
“Iya.
Aku kayaknya telat nih sampai ke sekolah.”
“Kenapa
gitu?”
“Soalnya
ini aku baru berangkat dari rumah.”
“Kok
lama banget berangkatnya?”
“Tadi
itu aku nungguin David. Hari ini dia ngajak berangkat bareng ke sekolah pake
motornya dia.”
“Oh gitu. Ya udah,
kalian hati-hati ya.”
Setelah
itu, ia tidak lagi membalas chatku. Saat ujian selesai, aku melirik lagi hpku.
Barangkali ada pesan dari dia, dan ternyata tidak ada. Bahkan chatku terakhir
kali, sama sekali belum dibaca olehnya. Sampai pada akhirnya, aku mendapatkan
informasi dari teman sekelasnya bahwa ia dan David kecelakaan. Mereka
kecelakaan karena menabrak trotoar. Mendengar hal itu, aku langsung mengajak
teman dekatku untuk bersama-sama pergi ke rumah sakit.
Sesampainya
di rumah sakit, aku melihat pacarnya Agus sedang duduk disampingnya sambil
memegangi tangannya. Aku hanya bisa melihat dari luar ruangan, karena aku tidak
ingin mengganggu ia maupun Agus yang sedang koma. Dan ternyata sorenya, Agus
dan David telah dipanggil Tuhan. Aku benar-benar terpukul dengan keadaan itu.
Saat jenazah Agus dan juga David dibawa keluar ruangan, ingin sekali rasanya
aku bisa memeluk Agus untuk yang terakhir kalinya. Namun aku sadar, bahwa aku
bukanlah orang terpenting dalam hidupnya.
Sebenarnya,
sebelum kecelakaan ini terjadi, aku sempat mimpi tentang Agus. Didalam mimpiku,
aku melihat Agus memakai kemeja biru sedang mengendarai sepeda motor. Saat aku
melihatnya, ia juga melihatku. Dia turun dari motornya dan mengajakku untuk
ikut dengannya. Namun aku menolak ajakannya dan dia pergi begitu saja
meninggalkan aku sendirian disitu.
Aku
baru sadar, mimpi itu ternyata petunjuk dari Tuhan dan aku sama sekali tidak
mengetahui bahwa akan ada kejadian yang menimpa Agus seperti ini. Aku baru
mengerti arti mimpiku ini, setelah aku mengetahui bahwa saat David merayakan
ulang tahunnya yang ke-17, ia nampak sedang memakai kemeja biru yang persis
dipakai Agus seperti yang aku lihat dalam mimpiku.
Aku menuliskan kisah cinta #BertepukSebelahTangan ini, untuk mengenang kembali seseorang yang sangat aku cintai. Dan walaupun dia sudah tidak ada lagi di dunia ini, namun senyum manisnya tidak akan pernah hilang dari ingatanku.
Comments
Post a Comment