Friday, 27 March 2020

Sampai Bertemu Lagi Temanku

Setelah lulus kuliah nanti, satu persatu dari kita akan pergi. Pergi mewujudkan cita cita ataupun kisah cinta. Intinya, semua untuk kemajuan diri kita masing-masing.
Walaupun nanti, kita tidak akan bisa berkumpul lagi seperti yang ada difoto ini, kalian tetap salah satu harta terbaik yg tersimpan dihati.

Jangan bosan-bosan ya, untuk terus meributkan grup yang udah kita bentuk sejak semester 3, jika nanti kita benar-benar sudah berpisah. Karena tanpa meributkan grup, kita hanya akan menjadi orang asing dikemudian hari.
Ya, bayangkan saja saat ini kita sudah berpisah. Aku sekarang sudah bekerja di luar kota dan sudah berkeluarga, dan kalian masing-masing sedang sibuk dengan urusan kalian, baik itu urusan kerjaan, ataupun urusan keluarga. Dan dalam kondisi yang sudah sama-sama sukses, Tuhan menakdirkan kita semua untuk bertemu kembali.
Namun, saat Tuhan mempertemukan kita kembali, apakah kalian semua yakin kalau kita masih saling mengenali satu sama lain? Apakah kalian yakin, kalian bisa mengenali aku? Aku rasa tidak, dan bahkan tidak mungkin kalian semua bisa mengenali aku lagi. Mungkin saja kan, badanku bertambah gemuk setelah aku memiliki anak.
Intinya, selama apapun kita berteman, saling membuat cerita bersama, tidak akan ada gunanya jika kita berhenti untuk saling berkomunikasi. Setidaknya, kita bisa saling berkabar beberapa kali, walaupun tidak sesering dulu. Karena bagiku, komunikasi itu penting, meskipun hanya sekedar lewat chat.
Aku bukan bermaksud, untuk mengharuskan kalian menghabiskan waktu untuk chattingan yang gak jelas digrup kita. Bukan! Bukan itu maksudku! Maksudku, luangkanlah waktu kalian sekedar menanyakan kabar, menanyakan apa aktivitas yang sedang kita kita sibukkan masing-masing dan sesekali kalau bisa, marilah kita nongkrong.
Nongkrong itu perlu, walau hanya sekali setahun. Supaya, kita bisa kembali merasakan suasana yang sudah lama hilang dari rutinitas kita dulu saat kuliah.
Selain itu, mengapa aku katakan berkomunikasi itu penting? Karena kita tidak tahu pasti kedepannya, apakah dikemudian hari, salah satu dari kita dipanggil Tuhan lebih dulu dan kita tidak tau sama sekali kepergiannya.

Jadi, dengan adanya komunikasi yang mungkin tidak bisa terlalu sering kita lakukan, karena adanya kesibukan masing-masing, kita tetap bisa tau mengenai kabar baik dan buruknya kita masing-masing.

Mungkin, cuma sedikit saja yang bisa kuungkapkan dari hati tentang kalian semua.
Karena, jika kuungkapkan selengkapnya tentang kalian semua, beserta momen yang pernah aku alami bersama kalian, aku rasa jari-jariku tidak sanggup untuk mengetikkannya.
Terlalu banyak cerita yang kita ukir bersama, terlalu banyak kisah yang kita hadapi bersama, dan terlalu banyak kenangan yang kalian berikan kepadaku.
Terimakasih, sudah mau menjadi temanku.
Terimakasih sudah mau menorehkan kisah bersamaku.
Terimakasih sudah mau bersama sampai sejauh ini.        
Dan terimakasih untuk segala hal yang tidak akan pernah bisa aku lupakan seumur hidupku.
Bila, beberapa tahun kedepan nanti, kita berpisah dan mungkin tidak akan pernah bisa bertemu lagi, aku harap kalian selalu mengingatku. Mengingat orang yang suka jail, tapi bisa diajak serius juga. Mengingat orang yang selalu menjadi teman curhat kalian, dan mengingat orang yang selalu panik gak karuan disaat tugas kuliah sudah mendekati deadline.
Andai saja kalian tahu, bahwa saat menulis kisah kita yang singkat ini, aku mengeluarkan air mata beberapa kali. Karena aku tau, semua yang kita lalui bersama-sama akan sulit untuk terulang kembali.
Ingatkah kalian, dengan momen perayaan ulang tahun masing-masing dari kita. Dimana, kita memberi kejutan dengan membawa sebuah kue untuk salah satu dari kita yang sedang berulang tahun. Lalu setelahnya, kita berfoto, makan bersama hingga sang malam datang menyuruh kita pulang kembali kerumah masing-masing.
Ah, terlalu manis semua kenangan kita. Sampai-sampai aku tidak mau pisah dari kalian. Tapi, lagi-lagi aku harus sadar. Bahwa setiap pertemuan akan ada perpisahan. Aku tidak mau egois dengan perasaanku. Mungkin aku seperti ini, karena sudah terlalu nyaman berteman dengan kalian.
Bagiku, kalian adalah teman luar biasa yang pernah Tuhan hadirkan di dalam hidupku. Semoga setelah lulus kuliah nanti, kita bisa mendapat kehidupan yang lebih baik lagi dari yang sekarang.
Kalian harus bisa sukses ya teman-temanku, walaupun saat kuliah, kita sering gak dengerin dosen ngejelasin materi, makan dikelas dan ngerumpiin mahasiswa kelas lain.
Tapi, itu semua kita lakukan, karena kita saat itu merasa bosan dan jenuh dengan rutinitas kuliah setiap harinya. Wajar saja, dan semua mahasiswa selain kita pasti akan melakukan hal yang sama seperti kita.
Karena, kadang-kadang hidup butuh hiburan. Terlalu serius dalam kuliah, bisa membuat kita stress lho! Main sesekali boleh ketika jam kuliah berlangsung, asalkan, kuliah kita tidak berantakan dan nilai IPK kita tidak dibawah 3.00. Itu saja, mudah bukan?
Pasti mudah, seperti yang seringkali aku lakukan bersama kalian. Oh iya, ketika takdir mempertemukan kita kembali, aku harap kita semua benar-benar menjadi orang sukses, orang hebat dan orang yang tetap rendah hati. Karena, sesukses apapun kita nanti, sehebat apapun kita nanti, jika kita memiliki sifat yang sombong, itu tidak ada gunanya.
Jaga diri kalian baik-baik ya semuanya, karena kita tidak bisa terus sama-sama seperti yang dulu lagi. Sampai bertemu di lain waktu yang istimewa, dan di hari yang cerah.





Saturday, 21 March 2020


Sebenarnya, sudah lama kudambakan dirimu.
Tapi, saat kucoba mengungkapkannya lewat rasa dan juga tindakan, kau sudah terlanjur dimiliki seseorang.
Saat itu aku merasa kesal, kepada diriku, yang tidak sigap untuk mendapatkanmu. Apalagi, saat ku tau kau juga memiliki rasa kepadaku, pikiranku kala itu semakin kacau.
Setiap malam, aku susah tidur. 
Aku selalu saja memikirkanmu, yang semakin hari, semakin jauh dariku. 

Apakah kau sudah nyaman dengannya, sehingga tak ada sedikit ruang pun yang kau berikan untuk aku berjuang?

Apakah dia sudah membuatmu bahagia, melebihi kebahagiaan yang kuberikan padamu?

Jika jawabannya iya, aku akan mencoba memahami keadaan dan perlahan-lahan pergi dari sisimu.
Aku akan pergi sejauh-jauhnya, sampai kau tak lagi dapat menemukanku dan mendengar kabarku lagi.
Terdengar menyakitkan memang, tapi hanya ini satu-satunya jalan untuk kita saling melupakan. Melupakan semua kenangan yang pernah ada diantara kita dulu. 
Semoga, kepergianku ini, dapat membuatku lupa denganmu, lupa dengan semua rasa yang pernah ada, dan lupa dengan semua kenangan yang pernah tercipta sangat indah. 

Jaga diri kamu baik-baik ya!!
Jika suatu hari nanti, kamu merindukan sosokku, maaf aku tak bisa datang menemuimu dan memberikanmu pelukan yang hangat. 

Karena, sekali aku telah pergi, aku takkan pernah kembali. Sekali aku menghilang, aku akan sulit kau temukan.
Jadi, jika suatu hari nanti, kau rindu kepadaku, cukup pejamkan saja matamu sejenak, lalu bayangkanlah wajahku yang selalu sok manis ketika berada dihadapanmu. 
Dan ketika saat itu kau tertawa mengingat wajahku, berarti rasa mu terhadapku belum bisa hilang sepenuhnya. Masih ada rasa yang kau simpan rapat-rapat dihatimu dan kau enggan untuk melupakannya. Tak masalah, jika saat ini, wajahku yang selalu kelihatan sok manis didepanmu, belum bisa sepenuhnya hilang dari ingatanmu. Ini hanya masalah waktu saja. Lama kelamaan kau akan terbiasa tanpa bayanganku yang selalu singgah dipikiranmu, setiap kali kau merindukanku.