Skip to main content

Jangan Sampai, Budaya Literasi Memudar Dari Kehidupanmu


            Di zaman modern ini, kecanggihan teknologi sudah membuat budaya literasi semakin rendah peminatnya. Dimana, orang-orang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain gadget. Contoh sederhananya, bisa dilihat dari lingkungan keluarga. Di lingkungan keluarga, kita memiliki sifat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Baik sifat dari ayah dan ibu, maupun sifat abang/kakak dan adik. Dan masing-masing dari anggota keluarga, juga memiliki peran yang berbeda.
·         Ayah, sebagai pemimpin keluarga, pastinya akan selalu bertanggungjawab dalam memberi nafkah anggota keluarganya.
·         Sedangkan ibu, berperan sebagai pendamping suami sekaligus ibu bagi anak-anak.
·         Dan yang terakhir, adalah anak. Peran anak adalah taat kepada orangtua.
Begitulah peran yang akan berjalan seterusnya dan tidak akan pernah berubah.
Namun, seiring berjalannya waktu, peran tersebut kian memudar sedikit demi sedikit.

Sebagai contoh :
v  Ada seorang ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, si ibu kurang memperhatikan anaknya. Padahal, anaknya memiliki kecerdasan yang luar biasa di sekolah. Dan hal ini, tentunya bisa membuat sang anak berubah drastis menjadi anak yang pemalas.
v  Jika anak jarang diperhatikan oleh orangtuanya ketika anak sedang berada di rumah, biasanya sang anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya di depan televisi daripada membaca buku bacaan. Dan hal tersebut, bisa membuat sang anak tumbuh menjadi materialis. Dimana, seorang anak yang merasa hidupnya tidak bahagia, akan sangat rentan terhadap iklan yang muncul di layar televisi. Dan itu, akan mempengaruhi hidupnya ketika sudah dewasa.
Nah, untuk menghindari hal tersebut terjadi di dalam kehidupan kita, ada baiknya keluarga dan masyarakat tentunya ikut berperan dalam menumbuhkan budaya literasi. Karena sesungguhnya, budaya literasi bisa membantu kita untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.

Contohnya :
1.      Jika kita sering membaca kitab suci dan menerapkan ajaran agama yang ada di dalamnya, kita akan mempunyai sikap toleransi dan bertingkah laku baik terhadap siapapun.
2.      Ketika kita membiasakan diri untuk membaca setiap harinya, kita tidak akan mudah dibodohi oleh seseorang.

Sebagai contoh :
·         Ada seorang temanmu yang mengirim pesan di grup whatsapp. Isi pesan tersebut adalah kabar yang tidak benar (hoax) mengenai sesuatu hal yang sedang ramai dibicarakan di masyarakat. Mungkin, bagi sebagian temanmu yang kurang membaca atau bahkan jarang sekali membaca, pastinya dia akan terpengaruh oleh berita tersebut. Beda halnya, dengan kamu yang suka membaca. Kamu tidak akan mudah termakan berita hoax tersebut. Karena kamu, sudah memiliki wawasan yang luas.
Jadi, budaya literasi itu penting sekali dalam kehidupan kita. Selain menambah wawasan, tentunya kita bisa menghasilkan suatu karya. Karya yang bisa bermanfaat untuk banyak orang.

#SahabatKeluarga
#LiterasiKeluarga

Comments

Popular posts from this blog

Tak Perlu Menunggu Kaya untuk Membahagiakan Ibu Kita

Membuat ibu kita bahagia, hal itu jelas jadi harapan dan impian kita semua. Mungkin kita memang belum jadi anak yang sepenuhnya berbakti dan sempurna di mata ibu kita. Ibu  kita mungkin tak pernah menuntut atau meminta apapun dari kita. Kasih sayang yang ia berikan memang tak pernah kita balas sepenuhnya. Sudah banyak pengorbanan dan hal-hal yang ia lakukan untuk kita. Dan kita sebagai anak, memberi perhatian walau sedikit sudah jadi bentuk bakti kita sendiri. Hari-hari kita memang akan selalu sibuk. Aktivitas yang padat selalu menguras energi dan waktu kita setiap harinya. Tapi kita tak pernah bisa tahu soal rahasia usia dan waktu. Jangan sampai karena kita terlalu sibuk mengurus diri sendiri, jadi lupa dengan ibu kita yang juga makin bertambah usia. Tak bisa kita cuma terus menunggu untuk bisa benar-benar kaya raya baru membahagiakan nya. Bukan kekayaan kita yang diminta oleh Nya, melainkan kasih sayang dan cinta kita yang paling diharapkannya. Melakukan yang terbaik ...

Inilah Yang Akan Terjadi Ketika Anda Berpisah Dengan Sahabat Baik

Memiliki seorang sahabat adalah impian bagi semua orang. Setidaknya, begitulah yang seringkali ku dengar dari mereka. Berbeda dengan teman biasa. Seorang sahabat adalah dia yang benar-benar istimewa, yang sering kali keistimewaannya itu tak kita sadari hingga kita tak pernah tau mana yang benar-benar seorang sahabat, dan mana yang hanya seorang penjilat yang hanya memanfaatkan kita saja. Sahabat adalah ia yang mampu membuat kita merasa nyaman, dan merasa tak sungkan untuk mengekspresikan diri kita, hingga melakukan hal-hal yang konyol. Kita dan sahabat mungkin tak selalu kompak, namun kita sama-sama saling mencoba untuk mengimbangi satu sama lain. Dan sahabat adalah seorang teman terakhir yang masih sudi berada di sebelahmu saat yang lain meninggalkanmu karena kamu sudah tak punya apa-apa lagi. Sering kali, apa yang membuat sahabat pergi adalah karena sikap egois yang ada dalam diri kita. Kadang memang ia tak sepaham denganmu, tak jarang saya sendiri sangat cerewet untuk menaseha...

Menghargai Waktu

Banyak kejadian yang tak ku sangka. Air mata menetes dari matanya. Aku tak tau apakah itu memang salahku. Aku juga tak tahu kenapa itu semua terjadi, hanya dengan hitungan detik saja perasaan bersalah menyelimuti diriku. Entah berawal dari mana kenapa semua ini terjadi. Kau selalu berpikir tentang hari-hari bahagia untukmu,begitu pun aku. Masalahnya adalah, bukan aku bahagiamu. Ini adalah proses. Proses dimana kau akan menjadi dirimu sendiri. Aku mengerti, aku selalu menjadi diri sendiri. Namun siapa yang lebih tahu tentang diriku yang sebenarnya. Ada sebuah waktu atau pun keadaan akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apa pun. Akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Namun tiada guna, waktu takkan memperlambat gerakan walau sedetik pun. Ia hanya mampu maju, dan terus maju. Dan mau tidak...