Kamu adalah
langitku. Langit yang selalu meneduhkanku, menemaniku kapanpun dan dimanapun
aku berada. Langit biru yang selalu bisa menenangkan hatiku. Jika cahaya selalu
menerangi, akan selalu dapat kunikmati indahmu. Namun hari tak selamanya siang.
Aku terlalu nyaman hingga aku lupa jika malam pun akan datang. Senjalah yang
menjadi penanda.
Katakan saja
akulah mentari itu, yang jatuh cinta padamu hai langit. Seperti titah Tuhan,
ada mentari, ada pula sang rembulan.
Aku
melupakan kehadirannya yang meminta senja menjemputku. Ya, aku harus
menenggelamkan diri agar sang rembulan dapat memikat sang langit, menunjukkan
cahaya indahnya, rupa cantiknya, yang hadirnya selalu diiringi kelip
bintang-bintang angkasa.
Seperti
itulah aku dan kamu, aku yang terlena dan terlalu nyaman akan hadirmu yang
sekian lama menemaniku. Aku memang tak lagi peduli pada apa-apa yang
menggodaku.
Comments
Post a Comment