Dia Ibuku, wanita terhebat di
dunia yang aku punya saat ini. Ibu, sosok yang melahirkan kita bertaruh nyawa
dan membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Ibu, sosok yang rela
menyisihkan makanan kesukaannya untuk diberikan pada kita yang juga
menyukainya. Ibu, sosok yang tak mengeluh meski harus terjaga hingga larut,
memastikan kita sudah sampai rumah dengan selamat. Tidak ada kata yang
lebih tepat diucapkan selain kata: "Terima Kasih.”
Ya sebagai anak, sudah sepatutnya aku
mengucapkan kata itu sesering ku bisa. Terima kasih karena Ibu sudah rela
menahan mual selama awal kehamilan. Terima kasih pula karena Ibu sempat
merasakan beratnya membawa aku kemana pun pergi selama diriku tinggal di
dalamnya. Bahkan setelah lahir, perjuangan Ibu tak lantas jadi lebih mudah.
Entah ada berapa jam tidur Ibu yang tersita karena meladeniku yang sering haus
dan kelaparan.
Ketulusan yang kau punya yang kukagumi
darimu. Walau beberapa orang menyakitimu karna keadaan mu sekarang, tapi kau
tetap tulus kepada mereka. Dan itu yang ingin aku ajarkan pada diriku sendiri. Aku tidak tau harus memulai kata - kata
darimana untuk mengungkapkan betapa beruntungnya aku memilikimu ibu. Kau adalah
wanita terbaik yang pernah ada Tuhan berikan padaku didunia. Kau yang selalu
setia menjaga dan merawatku dari kecil hingga sekarang, tak terkira kasih
sayang mu padaku. Dari kecil aku tak pernah merasakan kasih sayang dari ayahku
sendiri, ia sibuk dengan keluarga baru nya di sana. Dari kecil aku selalu
bertanya kepadamu, dimana ayah? kenapa tidak pernah pulang? tapi kau selalu
menjawabnya, "ayahmu masih kerja nak", tidak tau kapan pulang. Sampai
akhirnya aku tau setelah aku tumbuh menjadi seorang remaja sekarang. Aku tahu
kau berbohong padaku agar aku tidak bersedih dan mencari ayahku. Aku bingung
dengan ayahku. Kenapa ia bisa meninggalkan ibu ku, yang sangat baik hati, mulia
dan selalu menjaga kami. Apakah karna harta ayah yang banyak, ayah bisa
mendapat kebahagiaan diluar sana? Aku tau ayah suatu saat nanti akan menyesal
jika melihat kami sudah tumbuh besar dan menjadi orang sukses nantinya. Ibu ku
tidak pernah menyuruhku untuk membencimu Ayah. Dia hanya berpesan kepadaku,
agar jika aku sudah sukses nanti, aku disuruh menemuimu. Sekedar untuk
mengucapkan bahwa ibu baik - baik aja disini tanpamu Ayah.
Kita sama-sama tahu bahwa kita tidak
berasal dari keluarga serba mampu. Menjalani peran sebagai perempuan pekerja
dan berkeluarga tentu bukanlah hal mudah. Di setiap subuh, Ibu sudah dipastikan
sibuk menyiapkan makanan untuk disantap saat sarapan. Setelah itu dirimu juga
masih harus memeriksa seluruh kebutuhan sekolah kami agar tidak ada yang
tertinggal. Terkadang, karena kesibukan Ibu justru sering tak sempat mengurus
diri sendiri. Ibu menafkahi kami semuanya sendirian. Kerjaan apapun yang halal
dan tak kenal lelah kau selalu bekerja. Banyak kerjaan yang sudah kau alami dan
banyak pengalaman yang engkau dapatkan. Aku belajar banyak hal darimu, mulai
engkau lebih perhatian pada kami semua daripada dirimu sendiri. Bahkan engkau
akan sedih jika kami bercerita kami mempunyai masalah ditempat kerja. Engkau
selalu mengajari agar dapat bersabar menjalani hidup. Karna usaha yang
dilakukan saat ini akan berupah suskes nantinya jika kami mau berusaha dan tak
mudah menyerah .
Selain masalah pembagian waktu bekerja
dan keluarga, hal lain juga membuat Ibu semakin mempesona di mataku adalah cara
Ibu mengalahkan keinginan pribadi untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari.
Dengan uang yang terbatas, dirimu selalu pintar membagi uang yang ada. Kita
tidak bisa seenaknya menggunakan uang bila tak ingin dana yang tersedia habis
sebelum waktunya.
Sebagai perempuan ibu tentu memiliki
banyak kemauan. Membeli baju baru, mengenakan aksesoris yang cantik, atau
sekadar menggunakan parfum pasti pernah terlintas di kepalamu. Namun semua
keinginan tuk lantas menjadikan Ibu memenangkan ego pribadi. Dirimu tetap
memprioritaskan kebutuhan anak-anakmu ini. Aku tidak akan pernah lupa dengan
pesan mu “Kalau kau menginginkan barang itu tapi masih ada yang lebih penting
dari itu, tundalah dahulu. Utamakan kepentingan yang lain, dan jangan biarkan
dirimu senang sesaat." Padahal sebetulnya bila mau egois ibu bisa saja
membelanjakan uang sesuai kemauan. Tentu tidak ada yang bisa melarang kala Ibu
ingin membeli satu atau dua barang yang memang diinginkan. Tapi Ibu tetaplah
perempuan yang mengagumkan.
Dengan segala keterbatasan yang dirimu
miliki, engkau memberikan hal terbaik yang bisa dilakukan. Semua kerja
kerasmu semakin membuatku percaya bahwa kasihmu memang luar biasa. Rasa
lelah, sakit, dan cara mu mengalahkan seluruh rasa ego membuat sosokmu
terasa begitu hebat di mataku.
Comments
Post a Comment