Skip to main content

Sekarang Aku Ikhlas


Kau pergi dan aku rindu. Kau pergi jauh dan aku tak mampu menggapainya. Kau hilang meninggalkan kesendirian. Kau pergi disaat aku belum benar-benar bisa mendewasakan diri. Apa ini caramu untuk melatih kedewasaanku? Kenapa kamu pergi, padahal aku selalu disini. Tak  pernah aku berniat meninggalkanmu sendiri. Andai kamu tau seperih apa ditinggalkan, mungkinkah kamu tak akan meninggalkan aku? Tapi kenyataan terpahit adalah setelah kepergianmu ada sahabat baru bernama rindu. Kata yang tadinya tak aku perlukan ketika kau masih di sampingku. Kata yang tak ingin aku ucapkan, tapi pada akhirnya menghampiriku juga.
Sekeras apa aku menolak, dia hadir juga bersama bayanganmu yang terus datang tanpa mau pergi. Atau mungkin bayanganmu telah terlepas dari dirimu, dan menetap di sini?
Bahkan kerinduan itu melebihi sisa usiaku. Silahkan kalau tak percaya kau hitung sendiri, kaupun juga akan membutuhkan waktu sampai kita 'bertemu'.
Karena kerinduan itu setiap jam, menit, detik selalu hadir dalam ingatanku. Tersenyum bersama bayanganmu. Menghadirkan kembali moment-moment indah bersama. Aku percaya rinduku telah menembus langit. Ia melesat meskipun aku masih berpijak dibumi. Karena kerinduanku telah menempati puncak tertinggi dalam hidupku. 

Jika rindu itu kelabu, aku harap kelabu itu adalah awan. Jika tak menjadi hujan, setidaknya ia bisa membawaku kepadamu.

Perpisahan bukanlah akhir, akan ada pertemuan selanjutnya. Akhirnya mau tak mau, meskipun rindu menahanku, aku tak ingin kau terpenjara oleh kerinduanku. Biarlah aku yang merasakan, aku tak apa.

Aku percaya perpisahan bukanlah akhir dari segala-galanya. Baik itu perpisahaan raga maupun jiwa. Akan ada dimensi keabadian yang nanti mempertemukan kembali. Maka aku nikmati rindu ini. Sebanyak dan sedalam apapun rindu ini, adalah bukti bahwa kau memang benar-benar yang terbaik yang pernah ada di hidupku. Dan sekarang aku mengikhlaskan kau pergi 
"SELAMAT TINGGAL"

Comments

Popular posts from this blog

Tak Perlu Menunggu Kaya untuk Membahagiakan Ibu Kita

Membuat ibu kita bahagia, hal itu jelas jadi harapan dan impian kita semua. Mungkin kita memang belum jadi anak yang sepenuhnya berbakti dan sempurna di mata ibu kita. Ibu  kita mungkin tak pernah menuntut atau meminta apapun dari kita. Kasih sayang yang ia berikan memang tak pernah kita balas sepenuhnya. Sudah banyak pengorbanan dan hal-hal yang ia lakukan untuk kita. Dan kita sebagai anak, memberi perhatian walau sedikit sudah jadi bentuk bakti kita sendiri. Hari-hari kita memang akan selalu sibuk. Aktivitas yang padat selalu menguras energi dan waktu kita setiap harinya. Tapi kita tak pernah bisa tahu soal rahasia usia dan waktu. Jangan sampai karena kita terlalu sibuk mengurus diri sendiri, jadi lupa dengan ibu kita yang juga makin bertambah usia. Tak bisa kita cuma terus menunggu untuk bisa benar-benar kaya raya baru membahagiakan nya. Bukan kekayaan kita yang diminta oleh Nya, melainkan kasih sayang dan cinta kita yang paling diharapkannya. Melakukan yang terbaik ...

Inilah Yang Akan Terjadi Ketika Anda Berpisah Dengan Sahabat Baik

Memiliki seorang sahabat adalah impian bagi semua orang. Setidaknya, begitulah yang seringkali ku dengar dari mereka. Berbeda dengan teman biasa. Seorang sahabat adalah dia yang benar-benar istimewa, yang sering kali keistimewaannya itu tak kita sadari hingga kita tak pernah tau mana yang benar-benar seorang sahabat, dan mana yang hanya seorang penjilat yang hanya memanfaatkan kita saja. Sahabat adalah ia yang mampu membuat kita merasa nyaman, dan merasa tak sungkan untuk mengekspresikan diri kita, hingga melakukan hal-hal yang konyol. Kita dan sahabat mungkin tak selalu kompak, namun kita sama-sama saling mencoba untuk mengimbangi satu sama lain. Dan sahabat adalah seorang teman terakhir yang masih sudi berada di sebelahmu saat yang lain meninggalkanmu karena kamu sudah tak punya apa-apa lagi. Sering kali, apa yang membuat sahabat pergi adalah karena sikap egois yang ada dalam diri kita. Kadang memang ia tak sepaham denganmu, tak jarang saya sendiri sangat cerewet untuk menaseha...

Menghargai Waktu

Banyak kejadian yang tak ku sangka. Air mata menetes dari matanya. Aku tak tau apakah itu memang salahku. Aku juga tak tahu kenapa itu semua terjadi, hanya dengan hitungan detik saja perasaan bersalah menyelimuti diriku. Entah berawal dari mana kenapa semua ini terjadi. Kau selalu berpikir tentang hari-hari bahagia untukmu,begitu pun aku. Masalahnya adalah, bukan aku bahagiamu. Ini adalah proses. Proses dimana kau akan menjadi dirimu sendiri. Aku mengerti, aku selalu menjadi diri sendiri. Namun siapa yang lebih tahu tentang diriku yang sebenarnya. Ada sebuah waktu atau pun keadaan akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apa pun. Akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Namun tiada guna, waktu takkan memperlambat gerakan walau sedetik pun. Ia hanya mampu maju, dan terus maju. Dan mau tidak...