Skip to main content

Yang Namanya Mencintai, Tak Harus Selalu Memiliki


Dulu hidupku gelap seperti langit abu-abu. Sampai pada akhirnya, Tuhan mempertemukanku dengan seseorang yang mengubah hidupku yang sebelumnya gelap, menjadi terang. Bercahaya indah seperti warna pelangi. Setiap hari-hari yang aku lewati bersamanya, adalah hari yang selalu indah dihidupku. Namun aku sadar, kebersamaan ini harus diakhiri. Karena aku tahu, aku nggak mungkin bisa selamanya sama dia. Dia mencintai seseorang. Dan orang yang dicintainya itu bukan aku, melainkan sahabat dekatku sendiri. Akhirnya aku memutuskan untuk menjauhi dirinya. Menjauhi dirinya memang tidak mudah, tapi pelan-pelan aku yakin diriku bisa. Kita yang dulu saling berkomunikasi lewat chat, tapi sekarang sudah lebih dari sebulan kita tidak pernah berkomunikasi lagi. Aku tahu, dia pasti marah kepadaku. Namun itu semua aku lakukan, demi kebahagiaannya. Karena kebahagiaan yang dia punya tidak ada padaku, tetapi ada di dalam diri orang yang sangat dia cintai. Dia adalah orang yang sangat baik. Aku beruntung bisa diberi kesempatan sama Tuhan, untuk bisa bertemu dan mengenalnya sampai sedekat ini. Terlebih lagi, jika aku bisa menjalani hidupku bersamanya. Namun, semua khayalanku itu tidak akan mungkin menjadi kenyataan. Mungkin dengan cara meninggalkannya, aku bisa cepat melupakan semua kenangan yang ada bersamanya.
Rasa sayang yang dia punya untukku tidak akan pernah berubah menjadi cinta. Karena rasa sayang yang dia punya itu tumbuh dari kebersamaan kita setiap hari, dan itu wajar. Mungkin aku yang terlalu cinta kepadanya. Tapi sekarang aku sadar, bahwa cara dia menatap Mira itu beda. Aku bisa melihat dari matanya yang begitu nyaman jika berada disisi Mira, sahabat dekatku. Sedangkan di sisiku, dia hanya menatapku secepat kilat seperti petir yang datang memperdengarkan suaranya, lalu pergi seketika. Terkadang, aku merindukan kehadirannya. Ingin rasanya aku bisa kembali ke waktu dimana aku belum punya rasa cinta sebesar ini kepadanya. Mungkin setiap rindu ini datang, aku hanya bisa memejamkan mataku dan mencoba membayangkan wajahnya yang sedang tersenyum. Itu adalah salah satu cara untuk mengobati rasa rinduku kepadanya. Sebenarnya aku ingin menemuinya, tapi aku sadar bahwa aku bukanlah orang penting dalam hidupnya. Mungkin Tuhan menghadirkan akudidalam hidupnya, agar aku bisa merasakan kebahagiaan yang sebelumnya tidak pernah aku dapatkan dari siapapun.
Aku cuma bisa berdoa dan berharap agar kelak ketika aku bertemu dengannya lagi, aku bisa melihat senyum manisnya seperti rasa es krim yang pernah dia berikan kepadaku. Manis dan penuh warna. Dan setelah bayangnya hilang dari pikiranku, aku kembali melanjutkan aktivitasku.

Comments

Popular posts from this blog

Tak Perlu Menunggu Kaya untuk Membahagiakan Ibu Kita

Membuat ibu kita bahagia, hal itu jelas jadi harapan dan impian kita semua. Mungkin kita memang belum jadi anak yang sepenuhnya berbakti dan sempurna di mata ibu kita. Ibu  kita mungkin tak pernah menuntut atau meminta apapun dari kita. Kasih sayang yang ia berikan memang tak pernah kita balas sepenuhnya. Sudah banyak pengorbanan dan hal-hal yang ia lakukan untuk kita. Dan kita sebagai anak, memberi perhatian walau sedikit sudah jadi bentuk bakti kita sendiri. Hari-hari kita memang akan selalu sibuk. Aktivitas yang padat selalu menguras energi dan waktu kita setiap harinya. Tapi kita tak pernah bisa tahu soal rahasia usia dan waktu. Jangan sampai karena kita terlalu sibuk mengurus diri sendiri, jadi lupa dengan ibu kita yang juga makin bertambah usia. Tak bisa kita cuma terus menunggu untuk bisa benar-benar kaya raya baru membahagiakan nya. Bukan kekayaan kita yang diminta oleh Nya, melainkan kasih sayang dan cinta kita yang paling diharapkannya. Melakukan yang terbaik ...

Inilah Yang Akan Terjadi Ketika Anda Berpisah Dengan Sahabat Baik

Memiliki seorang sahabat adalah impian bagi semua orang. Setidaknya, begitulah yang seringkali ku dengar dari mereka. Berbeda dengan teman biasa. Seorang sahabat adalah dia yang benar-benar istimewa, yang sering kali keistimewaannya itu tak kita sadari hingga kita tak pernah tau mana yang benar-benar seorang sahabat, dan mana yang hanya seorang penjilat yang hanya memanfaatkan kita saja. Sahabat adalah ia yang mampu membuat kita merasa nyaman, dan merasa tak sungkan untuk mengekspresikan diri kita, hingga melakukan hal-hal yang konyol. Kita dan sahabat mungkin tak selalu kompak, namun kita sama-sama saling mencoba untuk mengimbangi satu sama lain. Dan sahabat adalah seorang teman terakhir yang masih sudi berada di sebelahmu saat yang lain meninggalkanmu karena kamu sudah tak punya apa-apa lagi. Sering kali, apa yang membuat sahabat pergi adalah karena sikap egois yang ada dalam diri kita. Kadang memang ia tak sepaham denganmu, tak jarang saya sendiri sangat cerewet untuk menaseha...

Menghargai Waktu

Banyak kejadian yang tak ku sangka. Air mata menetes dari matanya. Aku tak tau apakah itu memang salahku. Aku juga tak tahu kenapa itu semua terjadi, hanya dengan hitungan detik saja perasaan bersalah menyelimuti diriku. Entah berawal dari mana kenapa semua ini terjadi. Kau selalu berpikir tentang hari-hari bahagia untukmu,begitu pun aku. Masalahnya adalah, bukan aku bahagiamu. Ini adalah proses. Proses dimana kau akan menjadi dirimu sendiri. Aku mengerti, aku selalu menjadi diri sendiri. Namun siapa yang lebih tahu tentang diriku yang sebenarnya. Ada sebuah waktu atau pun keadaan akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apa pun. Akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Namun tiada guna, waktu takkan memperlambat gerakan walau sedetik pun. Ia hanya mampu maju, dan terus maju. Dan mau tidak...