Skip to main content

5 Alasan Inilah Yang Membuat Saya Makin Sayang Sama Kompasiana

Di bulan November ini, Kompasiana berulangtahun yang ke-11. Nah, sebagai penulis yang memiliki akun aktif di Kompasiana, tentunya momen ini tidak akan saya lewatkan begitu saja tanpa adanya ucapan beserta doa kepada Kompasiana. Untuk itu, saya ucapkan : Selamat Ulang Tahun ya Kompasiana. Semoga kedepannya, Kompasianer makin bertambah dan Kompasiana tetap menjadi media pilihan semua kalangan.
Selain ucapan dan juga doa, ada hal lain yang ingin saya sampaikan, yaitu berupa alasan mengapa saya makin sayang sama Kompasiana. Berikut ini adalah alasannya :
1. Setiap artikel yang ditulis di Kompasiana langsung tayang dan langsung bisa dibaca saat itu juga.
Waktu pertama kali, saya mencoba menulis artikel di Kompasiana, ada ragu yang mengganggu pikiran saya, seperti :
“Apakah artikel saya yang sesingkat ini bisa tayang?”
“Apakah artikel saya nantinya akan mendapat respon positif dari pembaca?”
Itulah sebagian keraguan yang pertama kali muncul saat saya ingin mengirimkan tulisan di Kompasiana.
Namun, saat saya mulai menghilangkan keraguan itu dan mulai memberanikan diri untuk mengirim tulisan saya, ternyata tulisan saya itu langsung tayang. Betapa bahagianya saya waktu itu, melihat artikel terbaru milik saya muncul di website Kompasiana. Walaupun baru 1 artikel, tapi saya merasa bahagia sekali. Karena menurut saya, tulisan yang saya submit itu bisa dibilang masih belum ada apa-apanya, tapi sudah bisa diterima dan bahkan mendapat respon positif dari para pembaca. Semenjak artikel perdana saya sudah tayang, saya pun semakin rajin menulis di Kompasiana.
2. Sering mengadakan kompetisi menulis
Kompetisi menulis adalah hal yang selalu dinanti-nantikan oleh para penulis konten. Dimana, setiap lomba yang bersifat gratis maupun berbayar selalu diincar oleh para penulis. Alasan klasiknya, jika menang lomba tersebut, pasti akan mendapat hadiah. Dan hadiah tersebut selalu berupa uang tunai ataupun barang yang harganya mencapai jutaan rupiah.
3. Hadiah yang ditawarkan di setiap kompetisi menulis tersebut begitu menarik.
Untuk setiap kompetisi menulis yang diadakan oleh Kompasiana maupun yang bekerjasama dengan pihak lainnya, pasti selalu menawarkan hadiah yang begitu menarik. Seperti berupa uang tunai, handphone, laptop, tas, headset dan berbagai hadiah menarik lainnya yang membuat kita begitu bersemangat untuk mengikuti kompetisi tersebut.
4. Memiliki banyak jaringan, seperti : KOMPAS.COM, KOMPAS.TV, KOMPAS.ID, KONTAN.CO.ID, KOMPASKARIER.COM, KGMEDIA.ID
Melihat hal ini, saya sebagai penulis yang telah memiliki akun terverifikasi di Kompasiana, merasa senang bisa bergabung di platform ini. Apalagi, kalau suatu saat saya bisa main langsung ke kantor Kompas. Wah, senangnya seperti baru ditembak cowok. Berbunga-bunga gitu deh, hehehe..
5. Dan terakhir, Kompasiana selalu sportif dalam penentuan juara dari kompetisi menulis yang telah diadakan. Dimana, Kompasianer yang baru bergabung, bisa berpeluang lebih besar untuk menjadi juara dibandingkan Kompasianer yang sudah bertahun-tahun menulis artikel di Kompasiana. Tapi, bukan berarti para Kompasianer lama tidak berhak mendapatkan kesempatan menjadi juara ya!!!


Comments

  1. Moga makin rajin nulisnya n tulisannya trs berkembang n tambah kece ya kak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap kak, ditunggu ya artikel selanjutnya๐Ÿ˜Š

      Delete
  2. dulu pernah nulis di Kompasiana, tapi ga lolos. apa dulu ama sekarang beda ya? ga pake seleksi lagi? kayaknya dulu pernah pake approval ya. atau diriku yang lupa hahha.

    mo bikin akun jugalah di kompasiana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beda kak. Sekarang itu lebih gampang kalau mau kirim tulisan ke Kompasiana. Langsung terbit kak, tapi ada juga aturannya. Jika kita bikin tulisan yg melanggar syarat dan ketentuan dari Kompasiana, akun kita langsung diblokir.

      Delete
  3. Silahkan kak. Jangan lupa ya follow aku ๐Ÿ˜‰

    ReplyDelete
  4. Aku punya akun kompasiana, tapi karena udah lama banget sampe lupa kak.. dulu gara2 pas mau nulis kok gak bisa.. lagi gangguan, abis tu lupa beneran

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu karena ada sedikit kendala dari server kak. Kalau aku boleh kasih saran, maunya diketik di word aja dulu trus tinggal dipindahin deh ke artikel baru kk. Jadi, kalau ada gangguan dari server, tulisan kakak tetap aman.

      Delete
  5. Gimana caranya kak kalo mau gabung di kompasiana? Pengen gabung nulis, Ikut event² tapi saya ngak punya jaringan( teman -teman yang kenal disana kk)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Langsung aja bikin akun baru kak, lalu nanti jika kompasiana melakukan event atau pun ada kompetisi menulis, mereka pasti akan memberitahukan kita melalui notifikasi setiap kali kita log in ke akun kompasiana milik kita pribadi.

      Delete
  6. Begitu banyak yah ternyata keuntungan nulis di Kompasiana,next bisa dibuat tulisan bang panduan nulis di Kompasiana,dulu pernah nulis juga cuma g aktif dan lupa cara y

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya itulah beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan kak. Pokoknya aku suka banget deh nulis di sana.

      Delete
    2. Next artikel saya akan kasih ya panduan cara menulis di Kompasiana. Simple banget kok. Ohya, jangan lupa ya kak buat akun baru di Kompasiana kalau udh lupa email sama password yg udh prnah didaftarkan sebelumnya..

      Delete
  7. akuuu kapan ya terakhir menulis di Kompasiana *tutupmuka haha, tapi memang Kompasiana ini keren euy, udah 11 tahun aja ya usianya, selamat ulang tahuun Kompasianaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah lupa kak? hehehe.. Buat lagi deh akunnya. Sayang banget lho kalau gak nulis di Kompasiana.

      Delete
  8. Wah...keren ya tulisannya udah pernah tayang di kompasiana...gimana cara nya dek ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah banget kok kak. Daftar akun baru di Kompasiana, trus bikin deh artikel kakak. Minimal 300 kata kalau gak salah kak. Dan setelah di submit, pasti langsung tayang. Selamat mencoba ya kak ๐Ÿ˜‰

      Delete
  9. Kita udah saling follow blm yaa di Kompasiana,,? Dulu waktu saya belajar jurnalistik pertama x nya,, itu dr jurnalis Kompas loh,, belajar menulis sesuai kaidah penulisan yg baik jg dr beliau. Fyuhh kl ingat dulu, satu draf artikel bs banyaakk coretannya sm beliau. Ngalah²in skripsi, wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Follow aku dong kak๐Ÿ˜… akunku namanya Julita Manurung. Wah beruntung dong bisa diajarin sama jurnalis Kompasnya lngsung.๐Ÿ˜

      Delete
  10. Replies
    1. Memang sis, saya pokoknya udah kloplah sama Kompasiana. Apalagi saya pernah dapat hadiah dari Kompasiana. Wah, senangnya bukan main๐Ÿค—๐Ÿ˜

      Delete
  11. Aku sering baca artikel kakak tapi jarang mau comment hehehe.. Artikel kakak semuanya bagus dan menarik. Salam kenal kak !

    ReplyDelete
  12. Lanjut nulis lagi dong kak di Kompasiana. Kakak udah lama banget gak update disana.. Aku sering stalking wkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke. Minggu depan aku coba buat artikel lagi disana.. Ditungguyaa๐Ÿค—๐Ÿ™

      Delete
  13. Wah, aku dah bikin akun di kompasiana, tapi belum sempet diisi. Xixixi... Kayaknya perlu diisi nih ๐Ÿ˜€

    ReplyDelete
    Replies
    1. Diisi dong kak hehehe, sayang banget kalau udh bikin akun tapi gadak isinya ๐Ÿ˜…

      Delete
  14. Aku udh sering denger kompasiana tapi belum pernah nyoba bikin akun dan nulis disitu ๐Ÿ˜‚

    ReplyDelete
  15. Nah saatnya bikin akun kak dan kalau bisa langsung bikin tulisan ya

    ReplyDelete
  16. Wuah kakak kontributor di kompasiana ternyata. Mantcap.

    ReplyDelete
  17. waaaah mantap mantap kak julia. elsa udh lama join disitu tp ngrasa ribet terus tiap masukin foto atau link tambahan gitu. gak seenak di blogspot, jd ujungnya balik lg ke sini mohon tipsnya kak wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. kompasiana itu justru platform media paling gampang lho serius deh. Tipsnya nanti aku sharing di artikel berikutnya ya kak. Saya keep ya๐Ÿ‘Œ๐Ÿ˜Š

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tak Perlu Menunggu Kaya untuk Membahagiakan Ibu Kita

Membuat ibu kita bahagia, hal itu jelas jadi harapan dan impian kita semua. Mungkin kita memang belum jadi anak yang sepenuhnya berbakti dan sempurna di mata ibu kita. Ibu  kita mungkin tak pernah menuntut atau meminta apapun dari kita. Kasih sayang yang ia berikan memang tak pernah kita balas sepenuhnya. Sudah banyak pengorbanan dan hal-hal yang ia lakukan untuk kita. Dan kita sebagai anak, memberi perhatian walau sedikit sudah jadi bentuk bakti kita sendiri. Hari-hari kita memang akan selalu sibuk. Aktivitas yang padat selalu menguras energi dan waktu kita setiap harinya. Tapi kita tak pernah bisa tahu soal rahasia usia dan waktu. Jangan sampai karena kita terlalu sibuk mengurus diri sendiri, jadi lupa dengan ibu kita yang juga makin bertambah usia. Tak bisa kita cuma terus menunggu untuk bisa benar-benar kaya raya baru membahagiakan nya. Bukan kekayaan kita yang diminta oleh Nya, melainkan kasih sayang dan cinta kita yang paling diharapkannya. Melakukan yang terbaik ...

Inilah Yang Akan Terjadi Ketika Anda Berpisah Dengan Sahabat Baik

Memiliki seorang sahabat adalah impian bagi semua orang. Setidaknya, begitulah yang seringkali ku dengar dari mereka. Berbeda dengan teman biasa. Seorang sahabat adalah dia yang benar-benar istimewa, yang sering kali keistimewaannya itu tak kita sadari hingga kita tak pernah tau mana yang benar-benar seorang sahabat, dan mana yang hanya seorang penjilat yang hanya memanfaatkan kita saja. Sahabat adalah ia yang mampu membuat kita merasa nyaman, dan merasa tak sungkan untuk mengekspresikan diri kita, hingga melakukan hal-hal yang konyol. Kita dan sahabat mungkin tak selalu kompak, namun kita sama-sama saling mencoba untuk mengimbangi satu sama lain. Dan sahabat adalah seorang teman terakhir yang masih sudi berada di sebelahmu saat yang lain meninggalkanmu karena kamu sudah tak punya apa-apa lagi. Sering kali, apa yang membuat sahabat pergi adalah karena sikap egois yang ada dalam diri kita. Kadang memang ia tak sepaham denganmu, tak jarang saya sendiri sangat cerewet untuk menaseha...

Menghargai Waktu

Banyak kejadian yang tak ku sangka. Air mata menetes dari matanya. Aku tak tau apakah itu memang salahku. Aku juga tak tahu kenapa itu semua terjadi, hanya dengan hitungan detik saja perasaan bersalah menyelimuti diriku. Entah berawal dari mana kenapa semua ini terjadi. Kau selalu berpikir tentang hari-hari bahagia untukmu,begitu pun aku. Masalahnya adalah, bukan aku bahagiamu. Ini adalah proses. Proses dimana kau akan menjadi dirimu sendiri. Aku mengerti, aku selalu menjadi diri sendiri. Namun siapa yang lebih tahu tentang diriku yang sebenarnya. Ada sebuah waktu atau pun keadaan akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang tersebut akan menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apa pun. Akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu. Namun tiada guna, waktu takkan memperlambat gerakan walau sedetik pun. Ia hanya mampu maju, dan terus maju. Dan mau tidak...