Bolehkah
aku membenci dan melupakan mu Ayah ?
Orangtua merupakan tumpuan bagi setiap anak. Memiliki
orangtua yang lengkap adalah keinginan setiap anak di muka bumi ini, tak
terkecuali denganku. Namun, takdir berkata lain bagiku. Dari mulai aku kecil
aku tak pernah mengenal bagaimana seorang ayah itu, karna aku tak pernah
merasakan kasih sayang darinya. Aku hidup dari sosok anak yang tumbuh tanpa
peranan seorang Ayah. Memang semua terbayang sangatlah berat namun kini telah
ku lalui semua hingga aku tumbuh menjadi seorang remaja yang kuat dan tegar
dalam menghadapi persoalan hidup. Tanpa kehadiran sosok ayah yang mendampingi
ku tentu ada sosok lain yang menggantikannya tidak lain dan tidak bukan adalah
ibu. Ibu bagi ku adalah sosok luar biasa yang memiliki peran ganda oleh
keadaan, ia menjadi sosok ibu yang penuh kasih sayang dalam merawat anaknya
hingga menjadi sosok perkasa mencari nafkah untuk membiayai kehidupan keempat
anaknya.
Memang aku tak pernah kekurangan kasih sayang karena ibu
telah memberikan sayang yang lebih kepada ku namun tak bisa dipungkiri
kehadiran sosok ayah sangat ku rindukan.
Pernah suatu ketika disaat aku masih berada di bangku SD
aku mengalami pergejolakan yang begitu dahsyat, aku tidak tahu apa dan siapa
itu sosok ayah sehingga membuat aku bertanya dan terus bertanya. Hal ini
berawal ketika masih kelas 1 SD yang setiap harinya sering bernyanyi bersama
saat hendak pulang sekolah dan disaat itu yang dinyanyikan adalah lagu yang
sangat identik dengan anak-anak. Karena sangat senang, aku pun ikut bernyanyi
bersama-sama.
“Satu-satu aku sayang ibu, dua-dua aku sayang ayah,
tiga-tiga sayang adik kakak, satu dua tiga sayang semuanya.”
Nah, yang mengganjal di benak ku siapakah sosok ayah yang
ada pada lirik lagu ini.
Aku ingat saat aku bertanya pada ibuku pertama sekali karna
aku belum sekalipun saat masih kecil melihat sosok ayah ku.
"Bu, ayah dimana? kok gak pernah ada dirumah?"
“Ayah kamu lagi kerja nak,” jawab ibu sambil meneteskan air
matanya.
“Kok gak pulang-pulang sih bu? terus ibu kok menangis?”
tanya ku kembali.
“Ayah kamu lama pulang sayang, mungkin dia lagi sibuk. Kamu
jangan tanya-tanya ayah lagi,” jawab ibuku sambil meneteskan air matanya.
“Ia bu, tapi ibu jangan nangis lagi ya,” ujar ku sambil
mengusap air mata yang terus menetes membasahi pipi ibuku.
Sampai akhirnya aku tau saat kutemukan surat perceraian
didalam lemari ibuku dan aku memberanikan diri untuk bertanya. Ternyata ayah
selama ini telah mempunyai istri dan bahkan anak 4. Saya benar-benar tidak
menyangka. Jujur kadang saya iri dengan orang lain yang bahagia bersama ayah
nya. Walaupun saat kecil dulu, saya selalu di ejeki teman-teman karna saat ada
acara apapun, ibu saya selalu datang sendiri. Beda dengan mereka, yang orangtuanya
selalu bersama. Saya sedih melihat ibu saya. Sebenarnya dulu ada yang menyukai
ibu saya dan ingin menikahinya, tapi ibuku menolak. Disitu aku dapat belajar
bahwa ibu ku adalah orang yang setia. Ia kuat menjalani hidup membesarkan kami
hingga sekarang. Aku selalu menangis ketika melihat ibu ku tidur. Kadang pernah
terlintas dipikiran ku, jika Tuhan mengambil ibu ku, sungguh hidupku bisa
dibilang hancur dan rapuh.
Mungkin saat ini aku belum bisa membahagiakan mu tapi jujur
aku ingin suatu saat nanti kuwujudkan impianku membahagiakanmu .
Keadaan ini memotivasi diriku agar aku belajar segiat
mungkin untuk membahagiakan ibu dan membuat perjuangannya selama ini tidak
sia-sia. Dan aku berjanji kelak jika aku telah selesai dari pendidikan ku, aku
akan bekerja untuk mendapatkan gaji yang lebih besar dan membahagiakan ibu ku
yang telah berjuang untuk ku. Masalah ayahku kini meninggalkan pertanyan besar
di benakku “Boleh kah aku membenci dan melupakan mu ayah?”
Namun semua itu tidak ada guna nya . Karena saat ini orang
yang kusayang dan ku cinta cuman kau "IBU.” Jangan pergi meninggalkan ku
duluan, karna jujur aku tak sanggup jika kehilanganmu. Maaf kalo selama ini aku
tidak cerita apa - apa tentang ku bagaimana diluar sana .
Percayalah
padaku, apapun masalahku tak akan pernah kumerepotkan mu. Aku berjanji akan
bahagiakan mu dengan cara ku sendiri, dan meminta Tuhan mewujudkan nya.
Comments
Post a Comment